Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Perkenalkan saya Yurry Matufira,
S.Pd, M.T, Calon Guru Penggerak Angkatan 4 dari SMKN 6 Kota Tangerang Selatan.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator saya yaitu bapak
Pangarso Yuliatmoko dan Pengajar Praktik saya pak Suhendi, M.Kom. yang selalu
membimbing, mengarahkan, memberikan support, dan mendampingi saya dalam
mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini.
Izinkan saya dalam kesempatan ini
membahas tentang Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 terkait Pengambilan
Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam Tugas ini terdapat 10 pertanyaan
yang akan saya coba membahasnya satu per satu.
1. Bagaimana pandangan Ki Hajar
Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana
sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Pratap Triloka yang digagas oleh
Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan semboyan ing ngarso sung tuladha, ing
madya mangun karsa, Tut wuri Handayani artinya di depan memberi teladan, di
tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang memberi dukungan. Sebagai
pendidik, kita harus menyadari bahwa setiap anak membawa kodratnya
masing-masing. Kita hanya perlu menuntun segala yang ada pada anak, mengarahkan
dan memberi dorongan supaya anak dapat berproses dan berkembang.Dalam proses
menuntun, anak akan diberi kebebasan, dalam hal ini guru sebagai pamong
memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah serta
membahanyakan dirinya serta anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar
sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung
jawab. Dalam hal tersebut, maka guru harus mampu mengambil keputusan yang
berpihak pada murid serta bijaksana. Berdasarkan hal tersebut guru sebagai
pemimpin pembelajaran sudah sepatutunya menerapkan pengambilan keputusan yang
berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3
prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
2. Bagaimana nilai-nilai yang
tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip prinsip yang kita ambil
dalam pengambilan suatu keputusan?
Etika terkait dengan karsa karena
manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang
saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran
moral. Dari kutipan tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan
suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun
berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang,
disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari
pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur
dilema etika.. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di
sini adalah yang paling sering dikenali dan dapat kita digunakan sebagai
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan. ketiga prinsip
ini seringkali membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang penuh tantangan,
yang harus kita hadapi sebagai pemimpin pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut
adalah:
Berpikir Berbasis Hasil Akhir
(Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking)
Nilai-nilai yang tertanam dalam
diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan, kejujuran, tanggung
jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya.
Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan
sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter , perilaku dan membimbing dalam
kita mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak, tentunya ada beberapa
nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif dan berpihak pada murid. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat
diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar
sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko
yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan
pada anak didik kita. Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan
kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah
institusi sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih jelas.
3. Bagaimana kegiatan terbimbing
yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan
'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan
keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan
keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang
telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Pembimbingan yang telah dilakukan
oleh pendamping atau fasilisator telah membantu saya berlatih mengevaluasi
keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak
kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal,
apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah
keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
Seorang pendidik harus mampu
mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional
dari muridnya . Seorang siswa harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam
belajarnya . Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru
dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya
dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang
terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk
dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan
membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk
memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat
membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian
akan berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sesi coaching membantu guru untuk
memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi
pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema
etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik
coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada
murid.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan?
Dalam melaksanakan proses
Pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami
kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan
emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab,
diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness),
pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan
ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan
proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull),
terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan
meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan
membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan
implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa
sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun
tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak
didik .
5. Bagaimana pembahasan studi
kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang
dianut seorang pendidik.
Sebagai pemimpin pembelajaran,
seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah
permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Dengan
nilai- nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif,
kolaboratif, mandiri dan reflektif seorang pendidik dapat menuntun muridnya
untuk dapat mengenali potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan
mengatasi masalah yang dihadapi sehingga dengan nilai- nilai dari seorang
pendidik tersebut, yang merupakan landasan pemikiran yang dimiliki akan
cenderung pada prinsip " melakukan demi kebaikan orang banyak, menjunjung
tinggi prinsip- prinsip/ nilai- nilai dalam diri dan melakukan apa yang kita
harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita. Maka seorang pendidik akan
dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab melalui berbagai
pertimbangan dan langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait
permasalahan yang terjadi.
6. Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Sebagai seorang pemimpin
pembelajaran kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan
mengambil suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama
pada situasi dilema kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang
mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan
karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang
diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar
atau sama-sama benar. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman,
hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang
terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika
kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita
harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3
prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil
keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan keputusan yang tepat
terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan
melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan . Dapat dipastikan bahwa
jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis
kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut
diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang
terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
7. Selanjutnya, apakah
kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah
ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan-kesulitan yang dialami
di lingkungan saya dalam mengambil keputusan adalah kesulitan /kendala yang
bersumber pada pengambil keputusan, di mana dalam mengambil keputusan tidak
melibatkan guru atau warga sekolah lainnya, sering terjadi perbedaan pandangan
di antara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus yang mempersulit tercapainya
kesepakatan, dan sering dalam pengambilan keputusan tersebut , kita tidak
mempunyai pilihan yang lain karena aturan yang ada pada pimpinan/ sekolah,,
adanya nilai-nilai kesetiakawanan yang masih kental dalam budaya di lingkungan
menimbulkan rasa kasihan lebih dominan dan terburu-buru dalam pengambilan
keputusan
Kesulitan-kesulitan di atas
selalu kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan
8. Dan pada akhirnya, apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita?
Sebagai seorang pendidik, saya
merasa terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 terkait pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena sebelumnya kita sering menemukan
dilema namun kita belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan mengambil sebuah
keputusan dengan tepat, dengan semua materi yang telah dipelajari dari modul
3.1 ini maka ketika kita mengambil keputusan harus memperhatikan beberapa hal
penting terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan maka keputusan yang kita ambil akan berdampak baik kepada murid
karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan
dan kebahagian pada murid, sehingga dengan keselamatan dan kebahagiaan yang
didapatkan oleh murid maka kita telah mampu memerdekakan mereka dalam belajar
Pendidik sudah seharusnya memberikan keputusan yang bersifat positif, membuat
siswa merasa nyaman, dan tenang. Semuanya dilakukan untuk memerdekan siswa
dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka. Karena pengambilan
keputusan yang tepat akan mempengaruhi pengajaran seorang guru untuk mewujudkan
Pendidikan yang memerdekakan murid.
9. Bagaimana seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa
depan murid-muridnya?
Untuk mengambil keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar
murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid
maka murid akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai
pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang
dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari
murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara
tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga
mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik.
10. Apakah kesimpulan akhir yang
dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat
ditarik dari pembelajaran modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
Pembelajaran terkait dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya,
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan murid
dalam belajar, Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan
bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah
keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun
masyarakat.
Dalam melaksanakan proses
Pendidikan, seorang pendidik harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar
muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki
dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat
mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu
kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk
memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan.
Keterampilan coaching ini dapat
membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri tidak sebatas pada
murid, keterampilan cocaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau
komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain
itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri
(self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan
berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses
pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfullness),
sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada